April 16, 2013

Komunikasi Suami Istri

Narasumber kali ini adalah sepasang suami istri yang sudah menikah 11 tahun. 4 tahun pacaran dan ketemuan setiap hari tidak menjamin langgengnya rumah tangga. Ternyata hanya dalam waktu 2 tahun saja pasangan ini sudah merasakan pahitnya pernikahan.
Dimulai dari lahirnya sang buah hati, istri menjadi sangat kerepotan membagi waktu antara anak dan mengurus rumah. Jadinya rumah selalu berantakan dan membuat suami merasa tidak nyaman. Akibat dari ketidaknyamanan ini adalah timbul keinginan untuk keluar dari rumah sesering mungkin.
Karena suami hobinya baca buku, alhasil setiap malam selalu pergi ketoko buku hanya sekedar membaca saja, dan tentunya pulang kerumah sudah larut.

Kondisi demikian membuat istri menjadi merasa tidak diperhatikan, mulailah sering marah-marah, perhatian untuk suami makin berkurang, dan rumah rasanya bagai api, karena panas terus tiap hari.
Makin lama mereka makin tidak betah akan kondisi ini, beruntung mereka masih aktif dalam kegiatan gereja dan sering mengisi koor untuk perkawinan. Jadi lebih sering mendengar homili pastor tentang pernikahan, lama-lama ada kesadaran dari mereka dan akhirnya menerapkan apa yang dikatakan oleh pastor, hasil terakhir.. tentunya terselamatkanlah pernikahan mereka.

Setiap perkawinan pasti akan ada siklus ini, yaitu

Masa romantis: Masa-masa ini biasanya ada diawal-awal pernikahan

Masa sulit/kekecewaan: Masa ini akan terlewati apabila dasar keputusan kuat adanya yang diupayakan secara terus menerus. Kuncinya adalah kemauan dan keberanian kita untuk bangkit kembali. Dasar keputusan meliputi; seumur hidup: tak terceraikan (Matius 19:6) monogami, Cinta kasih (Effesus 5:22-23)
  • Dalam masa ini janganlah kita merasa masalah kita yang paling besar, tentunya kita harus sadar bahwa setiap masalah akan ada penyelesaiannya (1 Korintus 10:13)
  • Makin rajin berkomunikasi dan saling menerima kritikan, terbuka dan saling mendengar
  • Harusnya kita melihat kelebihan pasangan, bukannya kekurangan
  • Intropeksi diri sendiri
  • Buat tulisan akan keluhan dan kemauan masing-masing 
  • Dan selalu ingat, apa yang disatukan Tuhan jangan dirusak oleh manusia

Masa Bangkit Kembali: Dengan kemauan dan keberanian untuk saling bertobat dan  saling mengampuni,  menyebabkan perkawinan bisa bertahan.

Soal KOMUNIKASI

  • Komunikasi Verbal; segi pertama tingkat perasaan. Pilihan kata, intonasi bicara, kecepatan dan nada bicara mencerminkan perasaan.
  • Komunikasi Non-Verbal; bahasa tubuh dan ekspresi wajah mencerminkan perasaan dan pikiran. Tingkat komunikasi pada relasi pasangan, menjadi dasar relasi pikiran atau pandangan.

  • Tingkatan Komunikasi Verbal; basa-basa, membicarakan orang lain atau keadaan (ngegosip). Menyatakan gagasan dan pendapat (diskusi, rapat). Saling berbagi perasaan/dialog perasaan.

  • Puncak Komunikasi S-I; yaitu relasi seksual, baik dalam persetubuhan maupun dalam kemesraan fisik lainnya. Hal-hal kecil yang biasanya tidak menimbulkan masalah bisa menyebabkan terhentinya relasi seksual dan menjadi konflik/pertengkaran. Jadi ada pesan dari pembicara, bilamana ada masalah yang sulit untuk dipecahkan, bicarakanlah setelah hubungan puncak, karena konon katanya, otak dalam posisi lega dan mampu menyerap banyak informasi (dengan catatan hubungan puncaknya sama-sama menyenangkan)
Kunci kebahagiaan adalah relasi yang baik. Kunci relasi yang baik adalah komunikasi yang baik. Komunikasi yang baik adalah komunikasi sampai tingkat perasaan.
Kita disebut mengenal pasangan kalau mengenal isi hatinya. Kesulitan atau perselisihan  banyak disebabkan dari perasaan yang terpendam, oleh karna itu komunikasi adalah kunci memecahkan perselisihan. Komunikasi akan terjadi bila satu sebagai pembicara dan satu atau beberapa orang sebagai pendengar.
Bagaimana menjadi pendengar yang baik..?

  • Beri perhatian tanpa perasaan curiga, singkirkan apa yang melintas dibenak kita. hargai sudut pandangnya. Kisahkan kembali dan tanyakan yang kurang paham.
  • Jangan potong ceritanya. Singkirkan keinginan kita untuk menanggapi. Hindari keinginan untuk menjadi PEMBICARA. Perhatian non-stop, dan tanyakan perkembangannya.
Mewaspadai Masalah dan Solusinya

Relasi kurang baik apabila komunikasi tidak bebas, jarang timbul kesepakatan. Tidak bersedia berbagi informasi, persaingan tidak sehat, kebersamaan tidak efektif. Tidak memercayai pasangan.

Waspada Persepsi
  • Lihat keunikan, jangan membandingkan
  • Lihat menyeluruh, jangan sebagian
  • Lihat keunggulan, bukan kekurangan
Waspada Emosi
  • Waspada kondisi pribadi sesaat
  • Hindari evaluasi dan pengambilan keputusan jika sedang dilanda gejolak emosi
  • Hindari rasa SUPERIOR
  • Memuji membuahkan kegembiraan dan membangkitkan semangat bagi yang dipuji
Wapada Perilaku
  • Jangan mengumpat / mencemooh / mengejek
  • Jangan menyakiti
  • Jangan membiarkan hal negatif terjadi
  • Beri perhatian cukup
  • Sempatkan waktu untuk berkomunikasi pada tingkatan paling mendalam (dari hati kehati)
Pesan terakhir, apabila ada masalah dengan pasangan, segeralah selesaikan berdua. Jangan bercerita dengan orang lain terlebih dahulu, apalagi dengan lawan jenis.
Dan bila kita punya masalah, ceritakanlah kepada pasangan, karena tanpa disadari, perselingkuhan berawal dari curhat kita kepada orang lain (terlebih lawan jenis).

No comments: